Rebecca Bloomwood adalah seorang jurnalis. Pekerjaannya menulis artikel tentang cara mengatur keuangan. Ia menghabiskan waktu luangnya dengan....berbelanja.

Terapi belanja adalah jawaban untuk semua masalahnya. Namun belakangan, Becky dikejar-kejar surat-surat tagihan. Ia tahu ia harus berhenti, namun ia tidak bisa melakukannya. Ia mencoba mengurangi pengeluaran, mencoba memperbesar penghasilan, tapi tak ada yang berhasil. Satu2nya penghiburan adalah membeli sesuati...sesuatu untuk dirinya sendiri.

Banyak orang yang bilang bahwa adaptasi film belum tentu sebagus novel. Jadi mendingan nonton filmnya dulu baru baca novelnya, bukan sebaliknya. Begitu pula saya.

Iseng, saya membaca chick lit ini, ternyata memang lebih menarik daripada versi film. Benar-benar "British". Kalau di film adalah ringkasan dua buku jadi satu yang terlalu di Amerikanisasi dan riuh oleh label2 yang berlomba "nongol" disana, mengikuti kesuksesan film "Devil Wears Prada'. Jadinya malah seperti nonton iklan.

Di novel aslinya ini tokoh Rebecca jauh lebih manis dan menyenangkan, karena sisi murah hatinya juga banyak di ekspos, bukan sekedar tukang belanja, tukang kibul, yang bikin repot banyak orang. Kita jadi bisa melihat dari sudut pandang Betty bagaimana sulitnya menahan godaan belanja. Dan diakui atau tidak ada beberapa sisi deskripsi "gejala ngiler belanja" dari Betty yang akrab dengan kita. Tentu saja perempuan yang "ketat" masalah anggaran akan mencibir kalau memandang gaya Betty. Saya tidak menyalahkan.

Karena temanya memang sudah "jelas", bukan roman yang kemana-mana, saya berhasil menyelesaikan novel ini sampai habis. Prestasi pribadi, nih. Lagipula gaya bahasa Sophie Kinsella memang kocak. Pantesan banyak yang suka.

Kalau sempat dan mood saya akan lanjut ke seri-seri shopaholic berikutnya.